JEPARA – Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan B2SA, diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bertempat di Balai Desa Papasan Kec. Bangsri Kab. Jepara, kepada 60 peserta mewakili Dinas Pangan dan Pertanian Kab. Jepara, PKK Kabupaten, PKK Desa, Kader Posyandu, Perangkat Desa dan Remaja Putri. (Selasa, 22/4/2025)
Hadir petinggi Papasan M. Idam Kholiq dan Kepala Bidang Distribusi Pangan Dinas pangan dan Pertanian Kab Jepara dan staf. Narasumber dari PERSAGI, Folrentinus Nurtitus menyampaikan materi Sehat dengan Konsumsi Pangan B2SA. Fakta yang terjadi dalam sebuah keluarga bahwa makanan yang disajikan untuk Kepala keluarga biasanya lebih diutamakan dibandingkan anggota keluarga lainnya. Adapun fakta asupan protein masih rendah dan belum beragam (ayam dan telur) dibandingkan dengan konsumsi sumber karbohidrat.
Pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai potensi dan kearifan lokal, contoh pangan lokal adalah Ubi jalar ungu Mengandung antosianin yang merupakan antioksidan yang berperan dalam menangkal radikal bebas dan menghambat peroksidasi lemak, Jantung pisang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Kunir yang mengandung anti inflamasi dan anti kanker, Jahe menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin plasma darah dan daun kelor yang mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin sitokinin merupakan sumber antioksidan.
Lucia Sri Winarni Susilowati selaku Kabid Penganekaragaman Konsumsi Pangan menambahkan Desa Papasan merupakan daerah rawan pangan dilihat dari belum adanya fasilitas kesehatan, tingkat Pendidikan masih rendah, tingginya pernikahan usia dini. Apabila dilihat dari potensi wilayahnya masih dapat mengembangkan dan memanfaatkan sumber pangan lokal setempat seperti singkong, pisang, dan porang, kopi dan jambu delima serta empon2 yang dapat dikonsumsi serta diolah menjadi sumber ekonomi guna mewujudkan kemandirian pangan.
Harapannya melalui sosialisasi ini, peserta dapat memahami bahwa makan itu tidak asal enak dan kenyang tetapi dengan makan kita dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Peserta dapat memilih dan memilah pangan yang sehat dan aman, melakukan stop boros pangan dan mampu mengkreasikan pangan lokal setempat menjadi menu B2SA yang digemari anggota keluarganya.